kalau hari tinggal satu.

nanti, kalau hari tinggal satu, semoga pesanku ini sampai padamu.

selagi matahari masih ada, maka izinkan ia hadir atas namaku;

izinkan ia memberitahu kalau dekapku masih sehangat api unggun yang kau cari di tengah gigilmu yang tak kunjung turun.

izinkan ia merengkuhmu dalam teriknya yang sarat akan puji dan puja yang kupanjatkan untuk wujudmu yang mengusir duka.

izinkan pula ia redup saat waktunya tandas, memastikan kau menyadari setiap jiwa berhak bebas tanpa harus takut tak lagi bisa lepas landas.

hingga saatnya suhu melandai, izinkan juga salju melantai;

izinkan ia terjun meski bekunya menusuk, agar kau tahu dalam terpuruk, ada aku yang siap menepuk.

izinkan ia menyengat lewat butir demi butir, sebab ada pesanku yang terukir—kalau kau boleh tergelincir dan itu bukan akhir.

dan izinkan ia menyapamu bersama hembusan yang padat kuasa, karena di sana ada aku yang tanpa raga menegaskan kau tak harus jadi sempurna untuk memikat banyak mata.

tapi bait ini biar kusimpan ini dahulu.

untuk nanti, saat hari tinggal satu dan kita sama-sama terbujur kaku.

tanpa pilu, tanpa ragu; sebab kita sudah satu.